Jumat, 29 Juli 2011

Ramadhan Bersama Ayah,




infoummi - Ramadhan bulan berkah, bulan perjuangan yang ikut menentukan perjalanan abadi. Di bulan suci ini, kita bisa mengokohkan spirit tarbiyah 9pendidikan) sejak dini agar peringatan Allah bisa kita eksekusi... Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka...


Sayangnya banyak orang tua tidak sadar untuk menempuh jalan yang benar. Membiarkan keluarga dan anak-anaknya dan keluarganya kesasar. Perhatikanlah, betapa banyak tayangan media yang melalaikan kita dari ibadah dengan ANEKA SULAPAN TONTONAN menjadi TUNTUNAN. Media meng HIPNOTIS pemirsa menjadi robot yang sendika dhawuh dengan titah sang maharaja media: IKLAN dan RATING.


Ayah, ada hal penting yang mesti Ayah lakukan dengan membiasakan anak-anak kita beribadah dan berpuasa sejak dini. “Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu.”


Mengapa ini penting?

Coba renungkan, siapa yang akan mendoakan kita apabila anak-anak kita, keluarga kita bukan ahli ibadah. Apakah kita merasa cukup dengan menyewa “AHLI PENDOA” saat kita tiada? Jangan-jangan hanya transaksi bisnis, mereka berdoa karena dibayar atau karena diberi amplop berkat.


Ramadhan tiba, maka keluarga kita mesti siap-siaga, bukan dengan mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya agar bisa SAHUR SEPUASNYA dan BUKA SELAHAP-LAHAPNYA. Kalau ini yang terjadi, apa bedanya puasa dengan tidak? Malah lebih boros bukan?


Ayah, yang perlu kita siapkan adalah kesiapan ruhiyah untuk menikmati kelezatan ibadah sehingga anak-anak dan keluarga merasakan Surga di dalam Keluarga dan lingkungan. Kita merasa sangat rindu dengan suasana Ramadhan yang begitu indah. Karena kebaikan itu pembiasaan, sedangkan keburukan adalah pemaksaan. Artinya SPIRIT RAMADHAN yang begitu heroik, perjuangan Nabi dalam berbagai pertempuran dan kemenangan Badar akan menjadi RUH yang menggemuruhkan jiwa keluarga bersama-sama memburu surga dan memborong pahala. Allahu Akbar.


Ayah, memang benar, anak-anak yang belum dewasa tidak diwajibkan puasa sebagaimana Ayah ingat kan kisah Imam Syafi’i yang atraktif MINUM DI SIANG BULAN RAMADHAN untuk menunjukkan usia baligh belum wajib berpuasa (lihat buku ZERO to HERO, kecil-kecil jadi mufti).


Namun, kreatifitas Imam Syafi’i mengajari kita bagaimana kecintaannya pada FIQH, memahami dengan sangat mendalam dan mengekspresikannya dengan atraktif. Yang kita harapkan, anak-anak kita benar-benar memahami ESENSI PUASA dan kita mesti mengenalkannya dengan membiasakannya.


Puasa bagi anak bukantaklif (pembebanan), melainkan untuk mendidik mereka agar terbiasa. Hal ini telah dilakukan para sahabat di masa Rasulullah saw. kendati di antara anak-anak itu ada yang mengeluh, para sahabat tetap menyuruh mereka berpuasa. Para sahabat memberi mainan atau apa saja yang membuat anak-anak bertahan berpuasa.(dari h.r. Bukhari dan Muslim)


Ayah, mari kita bersamai anak-anak kita di surga dengan memberi keteladanan yang baik kepada anak-anak. Mengajak mereka ke masjid dan mengkomunikasikan keutamaannya, nilai-nilai pendidikan karakternya, melibatkan dalam aktivitasnya, adzan, iqomah, shalat tarawih, memberi kesempatan kultum misalnya dan menyimak ceramah dan mendiskusikan setelahnya sebagai review tentu akan sangat menyenangkan. Diantara hal terpenting membentuk karakter anak adalah dengan melibatkan anak dalam peran-peran “PENTING” sehingga mereka merasa berharga. Sebagaimana Ibrahim memberikan CASTING PERAN kepada Ismail dalam proses pembangunan Ka’bah. Ini menjadi JEJAK SEJARAH dan kekuatan RUHIYAH yang menginspirasi jiwa. “Satu ruppe karena usaha itu lebih menyenangkan anak daripada lima ruppe karena pemberian...” begitu pesan Azim Premji, Milyuner Muslim dari India.


Namun, yang sering terjadi JUSTRU sebaliknya. Orang tua malah “MENYOGOK ANAK” dengan uang jajan, makanan, mainan dan berbagai hiburan ketika anak-anak rewel melakukan pembangkangan dan pemberontakan. Sehingga TRADISI SUAP-MENYUAP ternyata telah dibangun secara efektif dalam keluarga. Anak rewel belikan teve paling mahal, game paling canggih, kendaraan super cepat akhirnya anak semakin jauh dari jangkauan perhatian orang tua. “WELAS TANPA ALIS” kata orang Jawa. Mencintai kelewat batas, sehingga melanggar aturan bahkan rela melakukan manipulasi dan korupsi, “DEMI SI BUAH HATI” kilahnya. Padahal karena egoisme sendiri, karena nggak mau repot-repot maka orang tua menyuap anak denga teve agar diem. Hasilnya? ROBOT GEDHEK yang selalu bilang EMOOOH kala dipanggil Ayah ibunya untuk beribadah. Na’udzubillah…


Ayah, sudahkan kita persiapkan MADRASAH QUR’AN di rumah kita. Astaghfirullah, belum sempat dan belum kepikiran. Masya Allah. Apa yang selama ini kita pikirkan… harta… tahta… karir… target… omzet… setoran dan sebagainya-kah? Tidakkah kita merindukan mulut-mulut mungil anak-anak kita begitu fasihnya melantunkan Al Qur’an dan doa-doa, meski kadang masih salah? Tidakkah kita merindukan UPGRADE DERAJAT di alam kubur saat anak-anak kita membaca Al Qur’an dan menggemakan doa-doa dalam kekhusyukan?


Tidakkah kita merindukan keluarga kita seindah taman surga dengan aroma mewangi bidadari sang isteri yang selalu mengiringi tumbuh kembang generasin robbani qur’ani…. Ya Allah kabulkanlah doa-doa kami, jadikan kami, anak-anak kami dan keluarga kami menjadi orang-orang shalih, qurrota a’yun dan imam bagi orang yang bertaqwa.


Ayah, mari kita siapkan hadiah terindah untuk anak-anak kita dengan didikan terbaik. Mari bangun kebersamaan Qur’an dan berlomba-lomba mengkhatamkannya sebagaimana Imam Syafi’i dan Imam Malik menghatamkan hingga 60 kali di bulan suci. Bakar semangat mereka untuk menjadi generasi dahsyat bersama Al Qur'an.


Ayah, Ramadhan begitu indah untuk dilupakan, terlalu sayang untuk dilewatkan. Karena Ramadhan adalah bulan Istijabaatu ad-du'a… Ramadhan adalah saat yang tepat bagi orang tua untuk melantunkan doa buat keluarga dan anak-anaknya.


“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Rabb kami karuniakanlah kepada kami dan keturunan kami, sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”(q.s. Al Furqaan :74).


Oleh Solikhin Abu Izzuddin

Penulis best seller DEADLINE Your Life dan ZERO to HERO

Praktisi FATHERING dan konsultan Rumah Keluarga Indonesia

Sabtu, 02 Juli 2011

Pemberitahuan

Mohon maaf..untuk mempermudah akses, content blog youth moslem parenting kami pindah ke http://infoummi.blogspot.com/